Selamat Datang di Pusat Informasi Polda NTT. Visi : Terwujudnya pelayanan kamtibmas prima, tegaknya hukum di wilayah Polda NTT dalam mendukung keamanan dalam negeri, serta tegaknya sinergi Polisional yang proaktip, dengan penyebaran Polisi disemua lini, sepanjang waktu.

Sunday, February 15, 2015

Kapolda NTT dan Pasola on Picture


 

Hiruk pikuk kegiatan Festival Budaya Pasola di kab Sumba Barat sangat terasa sampai disegala penjuru, tidak terkecuali  juga dirasakan oleh Kapolda NTT Brigjen Pol Drs Endang Sunjaya saat berada di Polres Sumba Barat dalam rangka Kunjungan Kerja bersama rombongan Pejabat Utama Polda NTT.


     Dengan menempuh jarak sekitar 45 menit menuju kec. Lamboya akhirnya rombongan Kapolda NTT beserta Bupati Sumba Barat, Kapolres dan unsur Forkopimda Kab. Sumba Barat dan rombongan serta ibu Ketua Bhayangkari Daerah NTT tiba. Tidak ketinggalan Kapolda turut mencoba aksi lempar Pasola bersama dengan para peserta fwestival.  Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Setelah mendapat imbuhan `pa' (pa-sola, pa-hola), artinya menjadi permainan.  Jadi pasola atau pahola berarti permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda yang sedang dipacu kencang antara dua kelompok yang berlawanan. Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat Sumba).Perayaan ini sebenarnya untuk menyambut masa panen dan memprediksi hasil panen. Semakin banyak darah keluar saat Pasola, masyarakat setempat percaya hal itu berarti hasil panen berlimpah

     Selanjutnya rombongan  Kapolda NTT beserta ibu Ketua Bhayangkari Daerah NTT dan rombongan berkunjung ke Kampung Tarung di Wakaibubak. Kampung Tarung adalah kampung adat yang masih terpelihara keasliannya yang terletak di tengah-tengah kota, kampung ini  menjadi simbol kekuatan bertahan kepercayaan turun temurun  di tengah gempuran modernisasi. Kampung Tarung terdiri dari 38 rumah adat yang masing masing rumah didiami satu sampai tiga kepala keluarga, kampung tarung letaknya di atas bukit, masuk ke kampung tersebut kita akan disuguhi dengan rumah adat yang dihiasi dengan tanduk-tanduk kerbau yang panjang dan batu-batu menhir yang dipakai sebagai kuburan batu. Disela sela waktu yang ada rombongan juga melihat pembuatan kain tenun secara langsung yang lakukan oleh ibu-ibu di kampung tersebut.

No comments:

Post a Comment